0

Reuni M03

Menjadi wanita di antara mahluk-mahluk lelaki di Teknik Mesin tak pernah mudah buat aku. Aku tak terbiasa berteman dengan laki-laki. Skill beradaptasi kuasah dengan cepat. Tak pernah ada yang menjadi sahabat dekat tapi setidaknya bisa bekerjasama dengan baik sampai lulus 🙂

Ketika rencana reuni digulirkan, aku senang dengan wacana itu, walau tak yakin juga dapat terlaksana. Kami sudah terpisah jarak dan waktu. Mungkin sebagian masih ada yang berkabar, namun ada juga yang sudah tak berkontak sejak lulus kuliah. Namun bukankan itu nyatanya makna “Reuni”.

Sebagai salah satu spesies langka di mesin, aku ditunjuk jadi panitia, Bendahara. Jabatan yang sering aku pegang sedari kuliah. Padahal, aku kagok kalau ngitung uang. Kepanitian menantang buat aku. Aku si ceplas ceplos, lantang kalau ada yang tak disetujui, sungguh memicu konflik. Syukurlah semua dapat diakhri dengan damai menuju hari-H.

Lokasi acara di Batu, di sebuah hotel lama dekat balai kota. Hotelnya sejuk, bersih dan memiliki lapangan yang luas, cocok untuk acara outdoor. Kami menginap semalam di sana. Ada acara lomba anak di hari pertama, diikuti dinner bareng dan ditutup dengan acara outbound keesokannya.

Bertemu teman-teman ternyata menyenangkan sekali. Apalagi mereka membawa keluarga masing-masing, ramai. Bertemu mereka seperti masuk ke lorong waktu, bertemu wulan 20 tahun lalu, yang tengah berjuang kuliah di antara banyak keterbatasan namun mimpinya tak berujung 🙂

Tak banyak yang bisa datang, dari 100-an lebih alumni, sekitar 20an yang bisa bertemu. Tapi itu cukup. Terima kasih teman-teman sudah menyempatkan waktunya. Sehat-sehat semua. Semoga kita bisa silaturahmi lagi dalam keadaan sehat dan hati yang bahagia, amin.

0

Hello 2022

Sudah pertengahan januari aja nih ya tahun 2022. Sudah menulis resolusi buat tahun ini? Buat sebagian orang resolusi mungkin kata yang klise atau bahkan cenderung basi, tapi buat aku resolusi kata yang selalu memantik semangat menghadapi tahun yang baru. Merasa seru aja gitu.. Biasanya kami sekeluarga meeting membahas hal-hal yang ingin dicapai. Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, ada saja keinginan-keinginan ini yang berhasil. Alhamdulillah. Misalnya “Tanah Bahagia” sebutan untuk cita-cita kami akan rumah dengan halaman luas. Di tahun 2020, tanah berhasil dibeli. Selama tahun 2021 kami mulai membangun Tanah Bahagia dan saat ini kami sudah tinggal di sana sejak agustus 2021 lalu. Melalui resolusi yang terus tercatat di tiap tahun akan keinginan tanah yang luas ini, kami melantunkannya dalam tiap doa, membicarakannya dalam tiap obrolan dan mengusahakannya dalam tiap kerja.

Rumah Mungil, tempat aku memandang senja dari atas kasur 🙂
Salah satu sudut nongkrong di Tanah Bahagia

Kembali lagi pada resolusi, salah satu keinginan besar sejak memulai tesis pastinya segera lulus. Menjalani masa penulisan tesis ternyata tak semudah bayangan, perlu semangat untuk menulis tiap hari. Itu yang aku sempat alpa, karena banyak melarikan diri ke kegiatan yang lebih menyenangkan yaitu berkebun 🙂 . Syukurlah akhir tahun kemarin, pas di tanggal 31 Desember aku seminar hasil tesis. Setelah itu diikuti dengan ujian tanggal 13 Januari 2022 kemarin. Alhamdulillah. Setelah banyak drama dengan diri sendiri, akhirnya babakan hidup menjalani S2 ini berhasil aku jalani. Semoga jadi ilmu yang berkah, barokah dan bermanfaat dunia akhirat. Amin.

ujiannya pakai baju hitam putih seperti anak magang 🙂

Cerita apa lagi ya??

Resolusi tahun 2022. Aku ingin daftar haji. Walaupun antriannya mengerikan, aku ingin daftar haji tahun ini. Karena masih warga Jakarta, aku harus daftar pas lagi ke sana yang mana agak malas di masa pandemi ini. Semoga Allah mudahkan. Amin.

Sekian dulu cerita kali ini, sungguh kangen sekali menulis lagi di blog. See u 🙂

2

Sudah di Jogja Lagi

Sudah seminggu di Jogja lagi karena aku butuh suasana baru untuk memulai pengerjaan tesis. Ngerjain tesis di Probolinggo sungguh tak kondusif karena aku bawaannya ingin berkebun terus😁😁.

Hari-hari ku di Probolinggo, sampai gosong😀.

Tiba di Jogja selalu membawa suasana ingin jalan-jalan. Padahal sudah hampir 2 tahun tinggal di sini, bawaannya pengen muterin malioboro.

Di Jogja sudah ngapain aja? Selain muter-muter di jalan, kami sudah sempat main ke Gramedia, nengok calon lokasi penelitian, mampir ke kolam ikan yang belum juga besar dan terakhir kemarin beli anggrek di Bapak Musimin. Beliau pelestari anggrek Gunung Merapi. Koleksi anggrek hutannya, sederhana namun indah.

Kami akan menikmati Jogja dengan baik, walaupun ketika nanti pindah dari kota ini pasti langsung rindu.

2

Apa Kabar?

Lamaaaa sekali tak menulis di blog ini😊. Apa kabar kawan semua? Semoga sehat selalu di tengah pandemi yang belum usai ini.

Aku alhamdulillah sehat. Perkuliahan telah usai, sekarang di fase mengerjakan tesis. Semoga aku akur sama si tesis ini😀.

Sekarang aku juga sedang sibuk sama Tanah Bahagia, sebutan untuk tempat tinggal kami yang jauh di pelosok. Aku asyik berkebun dan mencabut rumput liar. Kulit menggosong namun hati bahagia. Tanah ini adalah mimpiku sedari kecil lalu akhirnya menjadi mimpi keluarga juga. Doakan kami betah di rumah baru dan bisa mengolah tanah dengan baik ya..

Sekian postingan sekilas ini. Sekali lagi, sehat selalu ya kawan-kawan😘.

Siap berkebun
Petani pemula😀
0

Kopi Klotok : Foto-foto

Jalan-jalan belum memungkinkan saat ini, padahal kami sekeluarga begitu hobi menyusuri jalan. Alhasil kami sering keliling Jogja, muter-muter daerah Malioboro sekedar untuk meredakan kehausan akan jalan-jalan.

Wisata kulinerpun belum bisa kami lakukan, karena belum nyaman makan di luar. Akan tetapi ada satu pengecualian yaitu Kopi Klotok. Tempatnya yang terbuka, bersisian dengan sawah dan ada spot yang jauh dengan pengunjung lain masih membuat kami merasa aman dan nyaman.

Jadilah kopi klotok ini sebagai oase liburan kami. Kami suka bikin konten yutub di sini (Dear Pak Candra, kapan diedit? 😀) dan anak-anak juga suka berkegiatan di sini.

Hari ini Cakrawala memulainya dengan memotret ayam kate. Dia seringkali pinjam ponsel kalau menemukan hewan menarik.

Ayah ayam, ibu ayam dan anak ayam yang rukun ya….

Lintang juga memotret mainan hewan yang sudah disiapkan dari rumah. Serius sekali dia mencari spot yang cocok. Berikut beberapa foto hasil jepretan Lintang:

Loh dia nangkring😀
Bagai katak di atas daun talas😊
Kupu-kupu biru

Aku mengamati dari jauh, memberi mereka ruang berkreasi.

In action

Ketika aku cek hasil foto, eh ada beberapa swafoto. Oh anakku sudah bujang😀.

Semakin mirip mereka

Senang melihat mereka berkegiatan di luar. Diterpa matahari dan dibelai angin membahagiakan.

Masih merasa khawatir setiap makan di sini, namun berusaha untuk tetap berperilaku aman. Pernah ketika ke sini kami urung masuk karena lagi ramai.

Stay safe kawan-kawan…

Semoga Allah melimpahkan kesehatan dan keselamatan untuk kita. Amin.

0

Idul Adha 2020

Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu. Tulisan di  buku Andrea Hirata ini sangat mengena buatku. Mimpi bagiku adalah pengingat untuk terus maju.

Satu demi satu mimpi itu terwujud. Ada pula mimpi yang terlihat semakin dekat. 

Salah satu mimpi kami terkait kurban adalah berkurban seekor sapi. Rasanya itu masih belum mungkin tahun kemarin. Akan tetapi keinginan itu selalu ada.

Alhamdulillah tahun ini Allah mampukan kami. Rasanya masih tak percaya. Allah memeluk mimpi kami dan membuatnya jadi nyata. Menulis ini pun rasanya hati diliputi keharuan.

love you sapi😘

Semoga amalan kurban ini memberi manfaat dan menjadi amalan yang penuh berkah. amin.

Semoga tahun depan, kami bisa berkurban sapi lagi. amin.

masih sholat ied di rumah

Selamat hari raya Idul Adha. Semoga keihlasan dan kepatuhan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail bisa kita teladani. Amin.

0

Ke Sinatria Farm

Pak Candra lagi semangat belajar tentang peternakan. Kata beliau buat bekal calon peternakannya. Semoga lekas tercapai ya😊😊. Amin.

Belajar paling nyaman saat ini tentunya via YouTube. Dari YouTube diketahuilah peternakan kambing modern di Pakem, Sinatria Farm. Dari rumah kami cuma berjarak 11 km (24 menit).

Chat sama pemiliknya diperbolehkan untuk datang karena masih satu daerah. Mungkin kalau dari luar kota belum boleh. Sampai sana sore sekitar jam 3. Ada playground nya juga. Anak-anak ingin main tetapi lagi ada anak-anak lain yang sedang main. Untuk amannya, aku larang mereka ikutan main. Padahal sejak dari rumah mereka sudah berencana main. Kecewa tapi bisa menerima.

Kandang di sana menggunakan kandang panggung. Areanya bersih karena kotoran yang jatuh ditampung dengan kain kasa, dibawahnya lagi untuk menampung air seninya digunakan fiber gelombang. Kotoran dan air seni dipanen setiap hari untuk dijadikan pupuk organik. Mungkin itu yang membuat baunya bersahabat dengan hidung.

Anak-anak senang sekali melihat kambing-kambing di kandang. Ada beberapa area kandang yaitu kandang untuk perkawinan, penggemukan, isolasi (waktu kambing baru datang) dan pembiakan. Waktu kami ke sana ada 2 keluarga yang sepertinya mau beli kambing buat kurban. Untuk harganya bersaing sekali dengan kambing kurban yang dijual di pinggir jalan.

sambil bikin konten YouTube. cie…youtuber😀
kandang penggemukan
minumnya anggun banget😁

Di sana juga belajar sistem pembuatan pakan dengan fermentasi. Rumput dipotong kecil-kecil lalu dicampur EM4 warna cokelat (peternakan), molase dan polar, lalu disimpan di tong kedap udara. Waktu penyimpanan minimum 21 hari. Katanya bisa tahan bahkan sampai 1 tahun. Jadinya gak usah ngarit setiap hari deh.

Hasil belajar di sana, kami juga abadikan di YouTube https://youtu.be/1vDE4YBm_LU.

Selalu suka belajar hal baru. Semoga bisa diaplikasikan kelak di rumah impian. Amin.

0

Dari Draft : Dago Dairy Farm

Ini tulisan ke-2 dari folder draft yang aku unggah. Tahu lokasi ini dari instagram, lalu ketika ke Bandung kami mampir berkunjung.

Yang aku ingat ketika ke sini, ayam petelurnya yang dibiarkan bebas tanpa kandang dan berdoa dalam hati akan memelihara ayam petelur seperti itu nanti di rumah impian.

———————————————————–

3 Juni 2016

Kami ke dago dairy farm, Hari minggu setelah kemping di ranca upas. Kenapa ke peternakan, karena cakrawala nge-fans banget ma sapi. Pernah ke jendela alam, tapi yo kurang greget. Makanya pas tahu dago dairy farm dan bisa dikunjungi, happy banget. Liat-liat di instagram nya @dago_dairy dapat kontak nya bu yanti (pemilik peternakan). Sempat khawatir gak bisa kalo cuma 1 family karena di foto2 di IG banyakan posting rombongan.

instagram @dago_dairy

Lokasi dago dairy farm ini blusuk-blusuk, tapi tenang bu yanti (pemilik peternakan) sudah memberi kami peta. Ancer2nya dari terminal dago, ada pertigaan, ambil jalur jalan kecil yang kiri. Ikuti itu jalan, sampai ada jalan dalem wangi, masuk. Dari situ akan bertemu jalan berliku naik turun, tapi tetep ok buat mobil. Menuju ke lokasi tidak ada papan penunjuk arah. Kalo anda mulai ragu, berhenti dan tanya orang di jalan 🙂

Lega setelah ketemu jalan menanjak berbatu sesuai peta, yeay….mobil diparkir, kami jalan. Ngos2an di terik siang.

image

———————————————————–

Ternyata ceritanya baru sampai menuju lokasi😀.

Dago dairy ini sebelahan sama hutan, jadi sepi banget. Adem rasanya. Di sini anak-anak lihat pemerahan sapi susu yang sudah pakai alat perah bukan manual pakai tangan lagi. Dulu seingatku biayanya 100rb, dapat susu murni, yogurt dan telur produksi sana.

Kami ditemani sama pemiliknya Mr. Mark. Beliau bisa berbahasa indonesia ala bule😁. Ramah sekali orangnya.

Foto yang bisa ditemukan di facebook. Bersama Mr. Mark di depan kandang ayam.

Anak-anak suka sekali ke sini. Sampai sekarang mereka ingat sama Mr. Mark. Ke sini menjadi salah satu pemantik untuk memiliki peternakan kelak. Semoga tercapai. Amin.

2

Keluar Rumah di Masa Pandemi #4

Suasana di luar terasa normal sekali saat ini, namun kami masih membatasi diri untuk berbaur di luar. Hobi kami berburu kuliner sedikit terhambat. Makanan-makanan favorit yang biasa didatangi seminggu sekali, kini masih diakses via gofood.

Namun, ketika Warung Kopi Klotok buka di tanggal 3 juli kemarin, kami beranikan diri datang. Kami berangkat pagi sekali dengan asumsi masih sepi karena masih hari pertama buka. Ternyata, pagipun sudah ada beberapa orang. Bahkan jam 8an pagi sudah ramai. Para penggemar yang lain sama seperti kami, menunggu hari itu ternyata 🙂 . Syukurlah kami menemukan tempat yang jauh dari orang-orang, sebuah gubuk di pinggir sawah.

IMG_20200703_070948

sudah seperti itu antrian pagi 🙂

 

IMG_20200703_072101

menemukan tempat di pojok jauh, sepertinya gubuk ini dibangun di masa pandemi

IMG_20200703_072236

menu favorit lodeh tempe.

Kopi Klotok menerapkan protokol kesehatan, diwajibkan memakai masker untuk pengunjung, cuci tangan sebelum masuk, cek suhu di pintu masak dan menjaga jarak antrian. Jadi merasa lebih aman.

Senang rasanya bisa makan di luar, ada khawatir namun merasa bisa mengatasi.

Sampai saat ini kami belum makan di luar selain Kopi Klotok. Sempat nyoba warung lain dengan konsep rumah makan terbuka juga, tapi aku memergoki pelayannya menghirup vape di tengah perjalanan nganterin makanan *ilfil.

Sekian cerita seri keluar di masa pandemi ini, agak telat namun selesai juga.

Semoga kita semua Allah berikan kesehatan dan bisa menjalani kehidupan di masa pandemi ini dengan baik, Amin.

 

0

Keluar Rumah di Masa Pandemi #3

Ke toko bunga sudah, jalan di alam sudah, tentu selanjutnya ke tempat favorit yaitu toko buku.

Datang ke tempat tertutup pertama kali sungguh tak mudah. Anak-anak berulang kali diceramahi untuk tak memegang muka, tak memegang barang yang tak perlu dan menjaga jarak.

Toko buku yang kami pilih Gramedia Jalan Jenderal Sudirman. Tokonya baru selesai direnovasi, cantik dengan cat putih. Setiap kami lewat rasanya dia memanggil-manggil untuk dikunjungi.

Toko ini juga menerapkan protokol covid. Sebelum masuk, disediakan wastafel cuci tangan dan dicek suhu. Kedua hal itu membuat hati menjadi lebih tenang.

Pertama, kami menuju lantai buku anak. Untunglah di sana lebih sepi. Anak-anak sangat senang bertemu buku-buku favorit. Mereka memilih komik Plant Vs Zombie, buku petualangan yang menyelipkan bahasan sains. Ceritanya lucu. Selain itu, aku juga beli beberapa buku pelajaran sekolah.

Turun satu lantai, aku merasakan surga di antara deretan novel. Di lantai ini lebih ramai. Aku membeli 2 buku, buku IELTS dan novel Lelaki Harimau nya Eka Kurniawan. Memilih novel ini karena masih penasaran sama penulis satu ini. Bukunya Cantik Itu Luka yang aku beli bulan sebelumnya tak tamat kubaca, berhenti di 1/2 bagian karena bosan. Padahal buku tersebut begitu famous.

masker + baju kalau bisa matching😀

Sedangkan Pak Suami memilih novel secara random. Waktu kutanya “emang udah tahu review novelnya?”. Dia jawab, ” kalau semua orang beli buku Tereliye, nanti siapa yang akan ngasih kesempatan penulis lain”. Baiklah. Suamiku teramat bijak😀.

Buku pilihan suami

Pulang dari Gramedia, kami merasa melakukan lompatan baru. Berani berada di ruang tertutup selama waktu yang relatif lama. Walau tetap sih, kami milihnya hari kerja yang suasananya lebih sepi.

Seri keluar rumah ini bakal ditutup di cerita ke-4. See you😊😊.